Rabu, 12 November 2014

Berbohong itu Tidak Jujur

Honesty is the best policy.

Kejujuran adalah satu hal yang sudah mulai langka dan perlu dilestarikan di masa ini. Kenapa? Karena sudah terlalu banyak kebohongan dan kemunafikan yang terlihat dan dapat dirasakan setiap harinya. Kebenaran akan sesuatu seakan-akan mulai dibelokan, sehingga sebuah fakta akan mulai kehilangan nilai-nilai keasliannya. 

Coba kamu ingat-ingat kembali, kapan terakhir kali kamu berbohong atau berbuat curang? Jika kamu merasa tidak pernah atau jarang melakukan hal itu, maka jaga dan terus kembangkan ke arah perilaku yang positif. Namun jika kamu merasa sering, atau bahkan tidak lebih dari satu jam yang lalu ketika membaca tulisan ini kamu baru saja berbohong, maka ada baiknya kamu berintrospeksi diri dan mulai berniat untuk meninggalkan perilaku tersebut.

Harus ditinggalkan? Tidak sekedar harus, tapi wajib untuk ditinggalkan. Karena berbohong adalah awal dari perilaku-perilaku curang lainnya. Dari hal yang kecil bisa menjadi hal yang besar. Pada kasus ini, dari kebohongan kecil bisa menjadi kebohongan yang besar. 

Mungkin diantara kamu ada yang terbiasa untuk menyontek, berbohong kepada orang tua, guru atau teman, dengan alasan-alasan sepele. Seperti datang terlambat masuk ke sekolah, sakit/izin tidak masuk ke sekolah, terlambat bayar hutang ke teman, atau tidak menepati janji yang sudah disepakati. Hal-hal tersebutlah yang akan membawa kamu ke dalam perilaku berbohong yang lebih buruk dan kompleks. 

Bersikap tidak jujur, atau berbohong bisa menjadi sebuah kebiasaan yang akan sulit ditinggalkan. Seperti kecanduan untuk melakukannya lagi dan lagi. Sekali kamu berbohong maka kamu akan seterusnya berbohong. Ibaratkan dalam sebuah game, setiap kamu berbohong, maka kamu akan melakukannya lagi dan lagi, dari level yang rendah ke level yang lebih tinggi.

Misalnya, Hari ini kamu berbohong untuk terlambat pulang karena ada kerja kelompok, lalu kamu berbohong soal siapa saja teman sekelompokmu, setelah itu kamu berbohong tentang alasan macet di jalan, lalu berbohong lagi dan lagi. Sampai pada akhirnya semua itu terungkap dan diketahui oleh Orang Tua kamu, lalu kamu pun dihukum.

Terkadang fenomena tersebut terjadi pada beberapa remaja atau pelajar yang berbohong kepada Orang Tuanya di rumah hanya demi, nongkrong bersama teman-temannya, atau untuk mencuri waktu agar bisa bersama-sama dengan pacarnya.

Ingatlah kembali, bahwa berbohong itu tidak akan pernah membawa kamu kepada kebaikan. Dengan kamu melakukan perilaku tidak jujur, maka kamu fix menjadi seseorang yang munafik. Tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipercaya akan melekat pada jati diri kamu. Lalu kamu akan dikenal sebagai orang yang tidak amanah. 

Ketika kamu menjadi orang yang munafik, maka tidak sedikit orang yang akan menjauhi kamu karena merasa tidak nyaman dan tidak percaya terhadap segala ucapan dan perbuatan kamu. Terkecuali kamu sudah siap untuk hidup menyendiri tanpa teman atau saudara, seperti seorang primitif yang hidup di pedalaman hutan amazon yang hidup dengan bebatuan, tanaman, atau hewan. #BKmedia

Source: http://www.bimbingan.org/contoh-sikap-jujur-kejujuran-kepada-allah-diri-sendiri-dan-orang-lain.htm

0 komentar:

Posting Komentar