Minggu, 09 November 2014

Married By Accident

Accident isn't Happiness, Accident is Accident.

Married By Accident atau lebih sering dengan sebutan MBA adalah kondisi dimana seseorang menikah dikarenakan sang perempuan sudah hamil duluan. Sebuah fenomena yang semakin banyak terjadi, di lingkungan sekitar kita. Baik orang yang dikenal atau tidak dikenal, baik orang yang tua atau masih remaja bisa saja mengalami hal tersebut. Namun pada umumnya remaja yang lebih banyak mengalami insiden MBA, dikarenakan pada usia remaja rasa keingintahuan dan potensi untuk "mencoba" lebih besar, sehingga membuat remaja rentang terjerumus pada kasus MBA, pernikahan dini, atau aborsi.

Pada dasarnya MBA adalah hal yang tabu, dan jelas bukanlah hal yang baik. Walaupun seringkali dibela dengan alasan menyelamatkan nama baik keluarga dan diri sendiri. Namun di balik itu, ada hal yang perlu diperhatikan lebih, yakni alasan atau faktor yang membuat orang-orang tersebut sampai terjerumus pada insiden MBA. Menikah bagaikan sebuah solusi atau jalan keluar dari permasalahan ketika sang perempuan telah mengandung seorang cikal bakal anak manusia, dan sang lelaki bingung serta tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri mereka dari pelanggaran norma.

Seakan-akan, dengan menikah urusan akan selesai. Tapi tidak hanya sebatas itu, menikah sendiri adalah hal yang sakral, suci dan menjadi suatu yang istimewa dalam kehidupan seorang manusia. Menikah adalah satu-satunya kesempatan untuk menjalin hidup bersama orang lain yang kamu kasihi dan sayangi sepenuh hati yang diikat oleh sebuah ritual suci tanpa terbentur oleh alasan duniawi. Apakah kamu mau kesempatan untuk hidup berbahagia dengan orang yang kamu cintai lenyap begitu saja tergantikan dengan alasan untuk membela kekhilafan yang kamu perbuat ketika kamu terjerumus pada insiden MBA atau hamil duluan.

Sangat disayangkan bukan? Coba dipikirkan apa yang akan terjadi ketika kamu menikah dengan alasan hamil duluan. Bukan berarti dengan menikah, permasalahan kamu berakhir. Menikah itu melibatkan banyak orang, banyak unsur, banyak kehidupan, dan banyak hal. Menikah tidak semata-mata menyatukan dua insan yang saling mencintai, tapi jauh lebih dalam menggabungkan dua keluarga besar dengan latar belakang budaya, sosial, hukum dan agamanya masing-masing.

Masih banyak hal yang harus dilakukan dan dihadapi setelah kamu menikah. Ketika seseorang yang menikah dengan perencanaan yang matang saja bisa mengalami banyak masalah atau kasus, hingga perceraian. Apalagi jika kamu memutuskan untuk menikah dengan alasan, membela nama baik karena sudah hamil duluan. Bisa kamu pikirkan sendiri bagaimana nantinya.

Oleh karena itu, mencegah adalah satu-satunya hal yang paling baik dan bisa dilakukan sebeluh hal yang buruk terjadi. Dengan menjauhinya, kamu akan aman dan bisa kembali mewujudkan mimpi-mimpi kamu memadu kasih dengan orang yang kamu sayangi, serta membahagiakan kedua orang tua kamu juga tentunya.

Kamu bisa menjaga sikap, diri kamu dari sendiri dari hal-hal yang memungkinkan memicu terjadinya MBA. Karena sebenarnya banyak hal yang bisa mempengaruhi terjadinya MBA, seperti gaya hidup, faktor keluarga, ataupun pergeseran norma yang berlaku di masyarakatnya. Kamu bisa belajar untuk lebih bijak dalam bertindak, seperti:

Memperhatikan Pergaulan
Bagaimana cara kamu bergaul dengan teman sebaya lawan atau sesama jenis, apakah sehat atau tidak sehat? Apakah ada teman yang spesial, dan bagaimana cara kamu dengannya berhubungan. Masih mematuhi norma yang berlaku atau agak jauh dari norma, kalau sudah menjauhinya itu berarti kamu harus introspeksi dan memperbaiki cara bergaul kamu.

Mencari Kesibukan
Carilah aktivitas-aktivitas yang positif dan produktif. Jangan hanya nongkrong-nongkrong dengan geng yang engga jelas. Cobalah berkumpul dan membuat hal-hal yang berguna dan bermanfaat. Ketika di rumah kamu jarang mendapatkan perhatian orang tua, janganlah lari ke kehidupan yang jauh dari norma. Karena hal tersebutlah yang akan memicu kamu untuk mendekati MBA.

Mematuhi Norma
Sekali lagi, ditekankan bahwa kamu harus mematuhi norma yang berlaku. Baik itu norma sosial, agama atau hukum yang berlaku. Karena pada dasarnya norma terbentuk supaya kehidupan orang-orang di sekitarnya merasa nyaman dan aman dari segala bentuk kekejian atau kejahatan. Engga ada salahnya kok mengikuti hal yang sudah baik, mari kita patuhi dan lestarikan norma yang ada. #BKmedia

Source: http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/29/fenomena-mba-di-sekitar-kita-359749.html

0 komentar:

Posting Komentar